Pengaruh Infrastruktur Transportasi terhadap Perekonomian Daerah: Studi Kasus Banjarnegara dan Wonosobo

Pengaruh Infrastruktur Transportasi terhadap Perekonomian Daerah: Studi Kasus Banjarnegara dan Wonosobo

ilustrasi-pixabay-

Salah satu indikator penting dalam menilai kondisi perekonomian suatu daerah adalah tingkat upah minimum (UMK). Di Banjarnegara, UMK pada tahun 2024 tercatat menjadi yang terendah di Jawa Tengah, yaitu sebesar Rp 2.038.005. Sementara itu, Wonosobo memiliki UMK sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar Rp 2.159.175. Angka ini menunjukkan adanya ketimpangan yang cukup besar antara daerah-daerah di Jawa Tengah, khususnya dalam hal daya beli masyarakat dan pendapatan per kapita. Upah minimum yang rendah ini mengindikasikan tingkat kesejahteraan yang masih jauh dari harapan, sehingga menambah beban bagi penduduk yang berusaha keluar dari kemiskinan.
Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Kualitas Ekonomi

Pemerintah daerah, baik di Banjarnegara maupun Wonosobo, terus berupaya untuk memperbaiki kondisi perekonomian dengan meningkatkan kualitas infrastruktur, menarik investor, dan membuka peluang kerja bagi masyarakat. Pemerintah juga mendorong sektor pertanian untuk mengadopsi teknologi yang lebih efisien, sekaligus mengembangkan sektor-sektor lain yang berpotensi menjadi sumber pendapatan tambahan bagi daerah.


Namun, untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, investasi dalam infrastruktur transportasi yang lebih baik menjadi kunci utama. Dengan adanya konektivitas yang lebih baik melalui bandara, stasiun kereta api, dan pelabuhan, maka potensi pertumbuhan ekonomi daerah akan semakin terbuka lebar. Peningkatan daya saing akan membawa efek domino yang positif terhadap sektor-sektor lain, seperti perdagangan, industri, dan jasa.***

TAG:
Sumber:

im

Berita Lainnya