Apa Penyebab Angka Golput Pilkada Jakarta Naik 40 Persen Lebih, Benarkah Karena Calon Kurang Relevan?
pemilu-pixabay-
Angka Golput di Pilgub Jakarta 2024 Tembus Rekor: Apa Penyebabnya?
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 mencatat sejarah baru dalam tingkat partisipasi pemilih. Berdasarkan data quick count, angka golongan putih (golput) mencapai lebih dari 40 persen, angka tertinggi dalam sejarah Pemilu di Jakarta. Fenomena ini menimbulkan berbagai pertanyaan, terutama terkait alasan di balik rendahnya partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi tersebut.
Data Partisipasi Pemilih: Fakta yang Mencengangkan
Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Jakarta pada Pilgub kali ini mencapai 8.214.007 jiwa. Namun, dari angka tersebut, hanya 4.357.512 orang yang hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya. Dengan demikian, tingkat partisipasi pemilih hanya berada di angka 53,05 persen, sedangkan sisanya, 46,95 persen, memilih untuk tidak menggunakan hak pilih alias golput.
Persentase ini menunjukkan adanya tantangan besar dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Golput yang hampir mencapai separuh dari total pemilih tentu menjadi perhatian serius bagi penyelenggara Pemilu dan pemerintah.
Mengapa Warga Jakarta Memilih Golput?
Golput, atau Golongan Putih, adalah istilah bagi warga negara yang tidak menggunakan hak pilih mereka dalam Pemilu. Keputusan ini seringkali dianggap sebagai bentuk protes terhadap sistem politik, kandidat, atau situasi politik secara umum.